Jalan-jalan semakin luas,
cepat-cepat pula kotak besi melintas,
selaju kilat, lawan semuanya,
tatkala nenek tua melintas dengan cucunya.
kepada paman-paman aku yang sudah tiada,
nota ringkasmu belum sempat aku tafsir,
belum pula kau ajarkan aku istilah kental,
dan apakah maksudnya hidup?
buangkan saja kalau itu bisa ganggu kamu,
angin, ribut, guruh berpusu-pusu menyapa,
bersaing-saing dengan ketawa liar,
sedangkan rumah itu baru dibina..
selepas rokok murah itu aku telan,
lepas sebatang, sebatang,
datanglah bumi ke sebelahku,
turut menangis bersama aku..
----------jangan diraikan sumpahan itu------------------
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
hujan terus menangis..meminta belas kasihan...
ReplyDeletesemakin hujan semakin akhir
ReplyDeleteaku x ngerti..
ReplyDeleteawan di atas, orang pijak di bawah,
ReplyDeleteanak baru bersepah sepah
siapa salah, kita atau mereka di atas takhta
hmmm....
ReplyDeletebiarkan sampai ke akhir asap yang terakhir,
ReplyDeletebaru kau rasa nikmatnya...
nikmat lepas makan...ditelan pula nikmat sorga...lepas itu ditelan apa pula? nikmat syurga sahaja yang hakiki..
ReplyDelete